Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Satelit
dalam Agribisnis
Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia maka perkembangan teknologi melesat bak
meteor. Berkembangannya teknologi informasi berarti berkembang pula teknologi
komunikasi. Hal ini memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya maupun memberikan informasi ke seluruh dunia dengan cara yang mudah.
Berbagai kemudahan yang didapat dari berkembagnya teknologi berdampak pula pada
berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pertanian.
Dewasa
ini, Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian
nasional. Perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,
pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan
masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki
kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu
keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak
pengganda tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan
sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sehingga dibutuhkan
teknologi untuk mewujudkan tuntutan tersebut.
Salah
satu kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi sektor pertanian adalah satelit. Penginderaan
jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau
fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman
obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data
penginderaan jauh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera
(sensor) yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit (Lillesand dan Keifer,
1994). Dalam bidang agribisnis satelit
befungsi sebagai alat bantu perencanaan pertanian. Selain itu, satelit
dimanfaatkan antara lain untuk :
a.
Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak
tanaman hingga tiap individu tanaman.
b. Melakukan
identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas
pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air.
c. Secara
berkala (time series) dapat digunakan untuk :
· Memantau
pertumbuhan tanaman
· Laju perubahan jenis tanaman.
· Perubahan
atau alih fungsi lahan pertanian
d. Perencanaan pola tanam
perkebunan
Berbagai
informasi yang disajikan oleh satelit, maka akan memudahkan para petani untuk
mengelola lahan mereka. Dengan catatan petani mampu memanfaatkan dan mengelola
informasi itu dengan baik dan bijaksana. Petani akan dimudahkan dalam
menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah yang dimiliki. Dengan
demikian, tingkat kegagalan dari usahatani yang dijalankan akan relatif rendah.
Secara umum, informasi yang didapat dari satelit akan meningatkan pendapatan
petani.
Dalam
perencanaan bidang pertanian, satelit dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan pola tanam dan perencanaan peremajaan tanaman.
Ketersediaan data dari satelit dapat membantu dalam menetukan kesesuaian lahan
untuk pengembangan komoditi tertentu sesuai dengan kelas kemampuan lahan.
Misalnya, daerah Wonosobo dengan kontur tanah pegunungan dan cuaca sejuk akan
sesuai jika ditanami sayuran. Sedangkan, daerah Kalimantan akan menghasilkan
jika ditanami kelapa sawit.
Satelit
juga memudahkan para peneliti dibidang pertanian dalam berbagai hal, terutama
menghemat waktu peneliti untuk terjun langsung dilapangan. Hal ini dikarenakan,
data dari satelit untuk deteksi dan inventarisasi sumberdaya lahan pertanian
adalah setiap lembar (scene) mencakup wilayah yang sangat luas yaitu sekitar
60–180 km2 (360.000–3.240.000 ha). Dengan mengamati daerah yang sangat luas
sekaligus, beserta keadaan lahan yang mencakup topografi/relief,
pertumbuhan tanaman/ vegetasi dan fenomena alam yang terekam dalam citra member
peluang untuk mengamati, mempelajari pengaruh iklim, vegetasi, litologi dan
topografi terhadap penyebaran sumberdaya lahan dan lahan pertanian (Puslit.
Tanah dan Agroklimat, 2000).
Sehingga dapat disimpulkan, pemanfaatan
satetelit dalam perencanaan pengembangan pertanian sangat dibutuhkan. Khususnya dalam perencanaan pengelolaan
produksi tanaman, perencanaan sistem irigasi, dan perencanaan peremajaan
tanaman. Namun, bukan berarti penggunaan satelit tidak ada kendala. Kendala tersebut
juga merupakan tantangan dan hambatan dalam aplikasinya antara lain mengenai
ketersediaan data yang masih terbatas, harga yang cukup mahal, serta sumber
daya manuasia dalam bidang ini yang masih terbatas. Sehingga dibutuhkan
pula campur tangan pemerintah dalam hal ini, baik dalam penyediaan alat serta
sumberdaya manusia. Untuk itu diperlukan
pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia
serta komitmen pemerintah untuk pemakaian teknologi satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar