Senin, 24 Maret 2014

Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Satelit dalam Agribisnis



Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Satelit
dalam Agribisnis
           
            Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka perkembangan teknologi melesat bak meteor. Berkembangannya teknologi informasi berarti berkembang pula teknologi komunikasi. Hal ini memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi sebanyak- banyaknya maupun memberikan informasi ke seluruh dunia dengan cara yang mudah. Berbagai kemudahan yang didapat dari berkembagnya teknologi berdampak pula pada berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pertanian.
            Dewasa ini, Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional. Perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,  pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sehingga dibutuhkan teknologi untuk mewujudkan tuntutan tersebut.
            Salah satu kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi sektor pertanian adalah satelit. Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera (sensor) yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit (Lillesand dan Keifer, 1994). Dalam  bidang agribisnis satelit befungsi sebagai alat bantu perencanaan pertanian. Selain itu, satelit dimanfaatkan antara lain untuk :
a.    Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman.
b.    Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air.
c.    Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk :
·      Memantau pertumbuhan tanaman
·       Laju perubahan jenis tanaman.
·      Perubahan atau alih fungsi lahan pertanian
d. Perencanaan  pola tanam perkebunan
            Berbagai informasi yang disajikan oleh satelit, maka akan memudahkan para petani untuk mengelola lahan mereka. Dengan catatan petani mampu memanfaatkan dan mengelola informasi itu dengan baik dan bijaksana. Petani akan dimudahkan dalam menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah yang dimiliki. Dengan demikian, tingkat kegagalan dari usahatani yang dijalankan akan relatif rendah. Secara umum, informasi yang didapat dari satelit akan meningatkan pendapatan petani.
            Dalam perencanaan bidang pertanian, satelit dapat dimanfaatkan untuk  perencanaan pola tanam dan  perencanaan peremajaan tanaman.  Ketersediaan data dari satelit dapat membantu dalam menetukan kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditi tertentu sesuai dengan kelas kemampuan lahan. Misalnya, daerah Wonosobo dengan kontur tanah pegunungan dan cuaca sejuk akan sesuai jika ditanami sayuran. Sedangkan, daerah Kalimantan akan menghasilkan jika ditanami kelapa sawit.
            Satelit juga memudahkan para peneliti dibidang pertanian dalam berbagai hal, terutama menghemat waktu peneliti untuk terjun langsung dilapangan. Hal ini dikarenakan, data dari satelit untuk deteksi dan inventarisasi sumberdaya lahan pertanian adalah setiap lembar (scene) mencakup wilayah yang sangat luas yaitu sekitar 60–180 km2 (360.000–3.240.000 ha). Dengan mengamati daerah yang sangat luas sekaligus,  beserta keadaan lahan yang mencakup topografi/relief, pertumbuhan tanaman/ vegetasi dan fenomena alam yang terekam dalam citra member peluang untuk mengamati, mempelajari pengaruh iklim, vegetasi, litologi dan topografi terhadap penyebaran sumberdaya lahan dan lahan pertanian (Puslit. Tanah dan Agroklimat, 2000).
            Sehingga dapat disimpulkan, pemanfaatan satetelit dalam perencanaan pengembangan pertanian sangat dibutuhkan.  Khususnya dalam perencanaan pengelolaan produksi tanaman, perencanaan sistem irigasi, dan perencanaan peremajaan tanaman. Namun, bukan berarti penggunaan satelit tidak ada kendala. Kendala tersebut juga merupakan tantangan dan hambatan dalam aplikasinya antara lain mengenai ketersediaan data yang masih terbatas, harga yang cukup mahal, serta sumber daya manuasia dalam bidang ini yang masih terbatas. Sehingga dibutuhkan pula campur tangan pemerintah dalam hal ini, baik dalam penyediaan alat serta sumberdaya manusia.  Untuk itu diperlukan pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia serta komitmen pemerintah untuk pemakaian teknologi satelit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar