Senin, 24 Maret 2014

MENGALI POTENSI MAHASISWA AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO



MENGALI POTENSI MAHASISWA
 AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

            Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar pembangunan nasional, oleh karena itu kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang diharapkan.
            Setiap manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
            Manusia sejatinya terlahir sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi, sehingga dengan jiwa pemimpin tersebut manusia akan dapat mengelola diri sendiri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Lingkungan yang baik berasal dari jiwa yang baik dan sebaliknya jiwa yang baik berasal dari lingkungan yang baik juga.
            Lingkup perguruan tinggi atau universitas adalah tempat untuk mencetak generasi atau sumber daya manusia yang  berkualitas. Jumlah Universitas di Indonesia sangat banyak, otomatis sumber daya berkualitas yang tercetak juga sangat banyak. Jumlah sumber daya yang tercetak seharusnya lebih dari cukup untuk membawa Indonesia menjadi Negara maju. Namun, jika dilihat dari fakta yang ada Indonesia masih berada pada level bawah dengan pendapatan perkapita  rendah.  Hal ini membuktikan bahwa perguruan tinggi tidak menjadi jaminan mampu mencetak sumber daya yang berkulitas dalam artian yang sesungguhnya. Sumber daya yang berkulitas yaitu sumber daya yang mampu membawa lingkungannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. 
            Membahas mengenai lingkungan perguruan tinggi, Fakultas Pertanian dengan jumlah mahasiswa tidak lebih dari 100 mahasiswa aktif. Memiliki beberapa sumber daya yang sudah cukup berkualitas, namum sejauh ini  belum terorganisasi dengan baik. Sikap Aligning yaitu mampu mengabungkan tujuan individu dengan tujuan kelompok sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama (Pamungkas, sutan 2012: 14) harus ditanamkan pada setiap mahasiswa. Meskipun hidup dalam berkelompok itu tidak mudah, namun dengan adanya suatu kelompok sebuah tujuan itu akan lebih mudah mencapai target. Selain itu, mahasiswa yang belum memiliki ide akan kemana ia mengembangan potensi yang dimiliki akan terbantu dan terarah.
            Membakar semangat mahasiswa merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa. Banyak cara untuk menumbuhkan motivasi mahasiswa, mulai dari mengadakan kuliah umum, sering melakukan kegiatan bersama dan setiap dosen yang memberi perkuliahan selalu memberi motivasi kepada mahasiswa. Motivasi juga bisa didapat dari sesama rekan kuliah, saling sharing ilmu dan ide. Namum, sejauh ini mahasiswa lebih nyaman jika mereka saling berbagai ide dengan satu angkatan saja. Padahal, jika bisa bergabung menjadi satu banyak ide yang muncul dari setiap individu dan setiap ide yang tercetus dapat dipilih 2 atau 3 ide  dengan tujuan yang menonjol. Komunikasi antar Mahasiswa dan Mahasiswa dengan Dosen akan membantu mahahasiwa menemukan potensi yang ada.
             Kegiatan baru dari Fakultas Pertanian adalah mengerakan kembali Stand atau “Green Shop”. Namun, jika dilihat barang yang diperjual belikan belum memadai. Sejauh ini HIMA TANI telah bekerja keras untuk menghidupkan kembali “Green Shop”. Tentunya menjadi tanggung jawab bersama baik Mahasiwa maupun Dosen untuk mengembangkan “Green Shop”. Modal untuk mengembangkan “Green Shop” dapat dikumpulkan melalui sistem investasi. Setiap Mahasiswa memiliki hak untuk menanamkan modal dengan sistem bagi hasil seperti koperasi. Hal ini tidak dapat tercapai jika tidak ada musyawarah. Pengurus HIMA TANI dan perwakilan mahasiswa saling tukar pendapat, dengan begitu akan ditemukan strategi untuk mengembangkan “Green Shop”.
            Pengembangan jiwa kreatifitas dan kewirausahaan mahasiswa melalui PKM maupun PMW. Menumbuhkan ide merupakan hal yang sulit, apalagi menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Mahasiswa Agribisnis  memiliki banyak ide yang cukup bagus, namun dalam pelaksanaan belum ada proposal yang lolos. Strategi melalui seminar atau kuliah umum khusus membedah penuangkan ide  PKM  dan PMW perlu dilakukan secara berkala. Sehingga Mahasiswa akan terbantu dalam penuangan serta penulisan proposal.
            Segala bentuk motivasi dari  rekan, dosen maupun para ahli tidak akan berguna jika motivasi dalam diri sendiri belum terbentuk. Seorang ahli motivasi mengatakan motovisi terbesar dalam megubah hidup seseorang adalah orang itu sendiri, motivasi dari orang lain hanya mempengaruhi pada saat itu saja. Namun, motivasi yang tumbuh dari diri sendiri akan mengubah diri seseorang tersebut jauh lebih signifikan. Sehingga dapat disimpulkan, kunci utama dari pengembangkan sumber daya manusia yaitu keinginan  seseorang  untuk menjadi lebih baik. Jika motivasi  seseorang sudah terbentuk maka dia akan menarik orang yang ada disekitarnya untuk saling mengembangkan diri secara terorganisasi.
           

Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Satelit dalam Agribisnis



Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Satelit
dalam Agribisnis
           
            Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka perkembangan teknologi melesat bak meteor. Berkembangannya teknologi informasi berarti berkembang pula teknologi komunikasi. Hal ini memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi sebanyak- banyaknya maupun memberikan informasi ke seluruh dunia dengan cara yang mudah. Berbagai kemudahan yang didapat dari berkembagnya teknologi berdampak pula pada berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pertanian.
            Dewasa ini, Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional. Perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,  pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sehingga dibutuhkan teknologi untuk mewujudkan tuntutan tersebut.
            Salah satu kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi sektor pertanian adalah satelit. Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera (sensor) yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit (Lillesand dan Keifer, 1994). Dalam  bidang agribisnis satelit befungsi sebagai alat bantu perencanaan pertanian. Selain itu, satelit dimanfaatkan antara lain untuk :
a.    Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman.
b.    Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air.
c.    Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk :
·      Memantau pertumbuhan tanaman
·       Laju perubahan jenis tanaman.
·      Perubahan atau alih fungsi lahan pertanian
d. Perencanaan  pola tanam perkebunan
            Berbagai informasi yang disajikan oleh satelit, maka akan memudahkan para petani untuk mengelola lahan mereka. Dengan catatan petani mampu memanfaatkan dan mengelola informasi itu dengan baik dan bijaksana. Petani akan dimudahkan dalam menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah yang dimiliki. Dengan demikian, tingkat kegagalan dari usahatani yang dijalankan akan relatif rendah. Secara umum, informasi yang didapat dari satelit akan meningatkan pendapatan petani.
            Dalam perencanaan bidang pertanian, satelit dapat dimanfaatkan untuk  perencanaan pola tanam dan  perencanaan peremajaan tanaman.  Ketersediaan data dari satelit dapat membantu dalam menetukan kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditi tertentu sesuai dengan kelas kemampuan lahan. Misalnya, daerah Wonosobo dengan kontur tanah pegunungan dan cuaca sejuk akan sesuai jika ditanami sayuran. Sedangkan, daerah Kalimantan akan menghasilkan jika ditanami kelapa sawit.
            Satelit juga memudahkan para peneliti dibidang pertanian dalam berbagai hal, terutama menghemat waktu peneliti untuk terjun langsung dilapangan. Hal ini dikarenakan, data dari satelit untuk deteksi dan inventarisasi sumberdaya lahan pertanian adalah setiap lembar (scene) mencakup wilayah yang sangat luas yaitu sekitar 60–180 km2 (360.000–3.240.000 ha). Dengan mengamati daerah yang sangat luas sekaligus,  beserta keadaan lahan yang mencakup topografi/relief, pertumbuhan tanaman/ vegetasi dan fenomena alam yang terekam dalam citra member peluang untuk mengamati, mempelajari pengaruh iklim, vegetasi, litologi dan topografi terhadap penyebaran sumberdaya lahan dan lahan pertanian (Puslit. Tanah dan Agroklimat, 2000).
            Sehingga dapat disimpulkan, pemanfaatan satetelit dalam perencanaan pengembangan pertanian sangat dibutuhkan.  Khususnya dalam perencanaan pengelolaan produksi tanaman, perencanaan sistem irigasi, dan perencanaan peremajaan tanaman. Namun, bukan berarti penggunaan satelit tidak ada kendala. Kendala tersebut juga merupakan tantangan dan hambatan dalam aplikasinya antara lain mengenai ketersediaan data yang masih terbatas, harga yang cukup mahal, serta sumber daya manuasia dalam bidang ini yang masih terbatas. Sehingga dibutuhkan pula campur tangan pemerintah dalam hal ini, baik dalam penyediaan alat serta sumberdaya manusia.  Untuk itu diperlukan pelatihan secara intensif untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia serta komitmen pemerintah untuk pemakaian teknologi satelit.