Negara Ku Dijajah para Pejabat Negara
17
Agustus 1945 adalah awal berdirinya NKRI, karena dari hari itu negara ini akan
berjuang penuh untuk mempertahankan wilayahnya untuk tetap merdeka dan juga
mempertahankan keutuhan NKRI. Meskipun pada hari itu NKRI tidak langsung lepas
dari penjajah, tapi ini sudah menjadi angin segar bagi masyarakat untuk
mengharapkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang makmur damai sejahtera dan
sentosa.
Hari
demi hari dilalui dengan suka cita dan semangat baru. Kita gantungkan semangat
juang dari para pahlawan kepada mereka yang menyebut diri Wakil Rakyat. Dengan
janji yang begitu memukau dan penuh harapan, kita mempercayakan NKRI ini kepada
mereka. Dengan harapan, Negara kita tercinta akan lebih maju, lebih sejahtera
dan tidak ada lagi kesengsaraan bahkan kelaparan seperti saat masa penjajahan
dahulu. Tidak ada darah yang terbuang sia-sia karena perang. Tidak ada
kerusuhan karena banyak pemberontakan. kita sangat berharap Wakil kita yang
duduk sebagai pejabat, mampu mengangkat kesejahtera kita.
Kita
sangat mencintai Negara ini, menghormati para wakil kita mulai dari Bapak
presiden sampai para pejabat yang duduk disenayan. Kita tidak berhenti
berjuang, kita bekerja keras. Membayar pajak tepat waktu, supaya mereka wakil
kita bisa menggunakan rupiah dari keringat kita untuk membangun negara menjadi
negara yang sangat hebat.
Namun,
ternyata selama ini kita dibohongi oleh para wakil kita sendiri. Ibarat saat
perang kita dikhianati oleh jendral kita sendiri. Semangat itu sirna seketika, kita lantas berfikir
“Dimana nurani kalian wakil ku?”. Sebenarnya sejak lama kita curiga, kenapa
Negara ku ini tidak sehebat Negara lain?. Padahal Negara kita sangat kaya SDM
dan juga SDA. Tapi kenapa sebagian banyak dari kita yang harus kelaparan.
Kenapa diantara kita ada yang putus sekolah. Masih banyak kerusuhan. Kenapa
Negara yang begitu kita cintai tak kunjung merdeka seperti harapan kita.
“Dimana wakil kita?”.
Apa
kurang pajak yang kami berikan untuk membangun Negara ku?. Kita rasa sudah
sangat banyak yang kita berikan. Lalu kenapa jembatan itu tidak lekas dibanggun
wakil ku?. Kenapa di Desa kita belum juga ada listrik. Dan jalan di Desa kita
juga sudah tidak layak kita lalui. Gedung tempat kita belajar juga sudah tidak
bisa kita gunakan untuk tempat belajar. Tetapi, rumah kalian sangat megah
pejabat ku, Mobil kalian juga berderet. Bolehkah kita meminta satu saja mobil
kalian untuk membanggun sekolah kita yang sebentar lagi akan roboh pejabatku?.
Bukankah kita sudah berikan segalanya untuk Negara ku ini.
Kita
rasa Negara kita masih dijajah. Kerena Negara kita tak kunjung sejahtera. Tapi
Negara kita tercinta tidak dijajah oleh para penjajah Belanda ataupun Jepang
lagi. Tapi Negara kita dijajah oleh mereka, sekelompok orang yang sangat kita
hormati yaitu Wakil Rakyat. Dijajah oleh Belanda dan dijajah oleh pejabat
sendiri tidak jauh berbeda. Kita tetap sengsara, tetap menderita, tetap
kelaparan. Bedanya hanya satu,saat dijajah Belanda Negara kita masih bisa
merdeka, namun ketika kita dijajah oleh para Pejabat kita tidak akan Merdeka tapi akan mati. Jauh lebih
menyakitkan dijajah oleh orang yang kita hormati dan percaya daripada dijajah
Belanda.
Kita
sangat mencintai NKRI, kita tidak bisa melihatnya hancur. Pejabatku, Wakil kita
yang kita hormati, kapan kalian tepati janji mu?. Mensejahterakan dan terus
memajukan NKRI. Kami masih akan terus menanti kalian mewujudkan janji itu.
(lin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar