Selasa, 05 Maret 2013

Negara Ku Dijajah para Pejabat Negara




Negara Ku Dijajah para Pejabat Negara

            17 Agustus 1945 adalah awal berdirinya NKRI, karena dari hari itu negara ini akan berjuang penuh untuk mempertahankan wilayahnya untuk tetap merdeka dan juga mempertahankan keutuhan NKRI. Meskipun pada hari itu NKRI tidak langsung lepas dari penjajah, tapi ini sudah menjadi angin segar bagi masyarakat untuk mengharapkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang makmur damai sejahtera dan sentosa.
            Hari demi hari dilalui dengan suka cita dan semangat baru. Kita gantungkan semangat juang dari para pahlawan kepada mereka yang menyebut diri Wakil Rakyat. Dengan janji yang begitu memukau dan penuh harapan, kita mempercayakan NKRI ini kepada mereka. Dengan harapan, Negara kita tercinta akan lebih maju, lebih sejahtera dan tidak ada lagi kesengsaraan bahkan kelaparan seperti saat masa penjajahan dahulu. Tidak ada darah yang terbuang sia-sia karena perang. Tidak ada kerusuhan karena banyak pemberontakan. kita sangat berharap Wakil kita yang duduk sebagai pejabat, mampu mengangkat kesejahtera kita.
            Kita sangat mencintai Negara ini, menghormati para wakil kita mulai dari Bapak presiden sampai para pejabat yang duduk disenayan. Kita tidak berhenti berjuang, kita bekerja keras. Membayar pajak tepat waktu, supaya mereka wakil kita bisa menggunakan rupiah dari keringat kita untuk membangun negara menjadi negara yang sangat hebat.
            Namun, ternyata selama ini kita dibohongi oleh para wakil kita sendiri. Ibarat saat perang kita dikhianati oleh jendral kita sendiri. Semangat  itu sirna seketika, kita lantas berfikir “Dimana nurani kalian wakil ku?”. Sebenarnya sejak lama kita curiga, kenapa Negara ku ini tidak sehebat Negara lain?. Padahal Negara kita sangat kaya SDM dan juga SDA. Tapi kenapa sebagian banyak dari kita yang harus kelaparan. Kenapa diantara kita ada yang putus sekolah. Masih banyak kerusuhan. Kenapa Negara yang begitu kita cintai tak kunjung merdeka seperti harapan kita. “Dimana wakil kita?”.
            Apa kurang pajak yang kami berikan untuk membangun Negara ku?. Kita rasa sudah sangat banyak yang kita berikan. Lalu kenapa jembatan itu tidak lekas dibanggun wakil ku?. Kenapa di Desa kita belum juga ada listrik. Dan jalan di Desa kita juga sudah tidak layak kita lalui. Gedung tempat kita belajar juga sudah tidak bisa kita gunakan untuk tempat belajar. Tetapi, rumah kalian sangat megah pejabat ku, Mobil kalian juga berderet. Bolehkah kita meminta satu saja mobil kalian untuk membanggun sekolah kita yang sebentar lagi akan roboh pejabatku?. Bukankah kita sudah berikan segalanya untuk Negara ku ini.
            Kita rasa Negara kita masih dijajah. Kerena Negara kita tak kunjung sejahtera. Tapi Negara kita tercinta tidak dijajah oleh para penjajah Belanda ataupun Jepang lagi. Tapi Negara kita dijajah oleh mereka, sekelompok orang yang sangat kita hormati yaitu Wakil Rakyat. Dijajah oleh Belanda dan dijajah oleh pejabat sendiri tidak jauh berbeda. Kita tetap sengsara, tetap menderita, tetap kelaparan. Bedanya hanya satu,saat dijajah Belanda Negara kita masih bisa merdeka, namun ketika kita dijajah oleh para Pejabat kita  tidak akan Merdeka tapi akan mati. Jauh lebih menyakitkan dijajah oleh orang yang kita hormati dan percaya daripada dijajah Belanda.
            Kita sangat mencintai NKRI, kita tidak bisa melihatnya hancur. Pejabatku, Wakil kita yang kita hormati, kapan kalian tepati janji mu?. Mensejahterakan dan terus memajukan NKRI. Kami masih akan terus menanti kalian mewujudkan janji itu. (lin)
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar