BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kelapa
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi penting
bagi masyarakat tani di Indonesia. Luas areal tanaman kelapa sekitar 3,8 juta
ha dan diperkirakan 98% adalah perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh
Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia pendapatannya dipengaruhi oleh
kelapa, terutama pada sektor ekonomi rakyat. Kelapa umumnya dimanfaatkan dari buah, nira,
daun, lidi, kayu, sabut bahkan sampai tempurung kelapa.
Salah
satu bagian kelapa yang dapat dimanfaatkan adalah nira kelapa, dari tangkai
bunga dihasilkan nira kelapa. Nira kelapa yang diambil dengan cara disadap
merupakan minuman yang menyegarkan dan berkhasiat untuk obat, selain itu juga
dimanfaatkan menjadi gula merah. Seiring berkembangnya teknologi nira kelapa
tidak hanya dimanfaatkan sebagai gula jawa, namun mulai merambah pada gula
semut. Gula semut merupakan gula merah
versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula
semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan
dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa. (www.wikipedia.com diakses pada 11
Desember 2013)
Salah
satu industri yang mengolah nira kelapa menjadi gula semut adalah Kelompok
Usaha Bersama Tiwi Manunggal. KUB Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. KUB ini dinamakan Tiwi Manunggal karena merupakan
gabungan dari nama dua desa, yaitu Hargotirto dan Hargowilis. Manunggal merarti
bersatu, sehingga kelompok ini adalah gabungan dari 2 desa yang menyatu. KUB
Tiwi Manunggal terbagi dalam 12 dusun di dua Desa tersebut. Awalnya kelompok
ini terdiri dari 10 pengepul gula kelapa yang berorientasi pada penjualan saja
dan hasilnya langsung diterima para pengepul. Seiring peningkatan pasar, banyak
pengrajin yang ingin bergabung, sehingga membutuhkan dasar hukum yang kuat atas
pendirian kelompok ini, dan pada 24 Oktober 2012 sudah dinotariskan hingga
menjadi kelompok yang berbadan hukum.
Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal merupakan
salah satu industri yang mengolah nira kelapa menjadi gula semut. Kelompok
Usaha Bersama ini memusatkan perhatian untuk meperoleh
laba yang maksimal dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dengan menggunakan segala kemampuan serta sumber daya yang tersedia. Berdasarkan
pendapatan yang di hasilkan dari penjualan maka profitabilitas KUB Tiwi Manunggal akan meningkat.
Peningkatan volume penjualan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas
perusahaan, semakin tinggi pendapatan dari hasil penjualan maka profitabilitas
akan meningkat. Keuntungan perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan.
Kebanyakan
kepailitan sebuah perusahaan timbul karena lemahnya kebijakan dan keputusan di
bidang manajemen keuangan. Hal ini menyebabkan perlunya menganalisis profitabilitas atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan
B.
Perumusan
Masalah
Laporan keuangan (Financial
Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas.
Anilisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu
perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi.
Perusahaan didirikan dengan tujuan
yang pasti yaitu mencapai laba sebesar-besarnya atau mencapai laba maksimal,
mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif
dan efisien. Efektif berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan
efisien berkenaan dengan biaya yang seminimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut (Harjito dan Martono 2011;3).
Kinerja
perusahaan dapat diukur dengan mengukur kemampulabaan (profitabilitas).
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang
efektifitas manajemen perusahaan, rasio profitabilitas akan memberi gambaran
tentang efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas ini dijadikan
sebagai ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan laba
dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya
dijadikan sebagai patokan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Berdasarkan uraian yang telah
diutarakan di atas maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan gula semut di KUB
Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
2. Bagaimana
manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
3. Bagaimana
profitabilitas agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo?
C.
TUJUAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1. Mengetahui
proses pembuatan gula semut di
KUB Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
2. Mengetahui
manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
3. Mengetahui
profitabilitas agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo?
D.
Manfaat
Praktik
Kerja Lapangan
1.
Bagi mahasiswa,
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dan menambah ilmu pengetahuan mengenai industri pembuatan gula
semut.
2.
Bagi pemilik
usaha, sebagai tambahan informasi, mengenai pengaruh modal kerja terhadap
profitabilatas perusahaan.
3.
Bagi pihak lain,
hasil praktik kerja lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang
bermanfaat.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA, PENDEKATAN TEORI,
DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
A.
Tinjauan
Pustaka
1.
Kelapa
(Cocos nucifera L.)
Menurut Rahmat Rukmana 2004 kedudukan
tanaman kelapa dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi
|
:
|
Spermatophyta
|
Subdivisi
|
:
|
Angiospermae
|
Kelas
|
:
|
Monocotyledonae
|
Ordo
|
:
|
Palmae
|
Famili
|
:
|
Arecaceae
|
Genus
|
:
|
Cocos
|
Spesies
|
:
|
Cocos nucifera L
|
Kelapa (Cocos nucifera L.) disebut sebagai tanaman “serba guna” (tree of live) karena setiap bagian
tanaman dapa dimanfaatkakn untuk berbagai kebutuhan manusia. Nilai sosial
kelapa mempunyai peranan penting dalam dunia kesehatan(Rukmana,2004).
Morfologi
tanaman kelapa terdiri atas akar, batag, daun, bunga, dan buah. Tanaman kelapa
berakar serabut. Jumlah akar serabut berkisar antara 2000-4000 akar, tergantung
pada keadaan kesehatan tanaman. Batang kelapa tumbuhnya tegak dan lurus dapat
mencapai setinggi 25m atau lebih dengan diameter antara 20-25 cm. Titik tumbuh
beada di ujung pohon serta tidak bercabang. Batang kelapa tidak memeliki
kambium. Pada batang, disebelah ujungnya tumbuh berturut-turut daun.
Buah kelapa adalah bagian paling
bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar,
diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset,
serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang
sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti
gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan.
Struktur daun kelapa terdiri atas
tangkai daun, tulang poros daun, dan helai daun. Tangkai daun terletak dibagian
pangkal yang bentuknya melebar, tempat melekatnya poros daun. Bagian lainnya
adalah bunga, dalam keadaan normal tanaman kelapa mulai berbunga pada umur
antara 6-8 tahun. Bunga kelapa pada dasarnya merupakan bunga tongkol yang
dibungkus oleh selaput pipih yang keluar dari sela-sela pelapah daun. Cairan
manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut nira, dapat diminum
sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Nira juga dapat diolah menjadi
gula kelapa maupun gula semut.
2.
Air
Nira
Nira kelapa
adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang pucuknya belum membuka
atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang disadap.
Cairan ini merupakan bahan baku untuk pembuatan gula. Nira sering juga dibuat
“legen” kata ini sebenarnya istilah bahasa jawa berasal dari kata legi artinya
manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa manis berbau harum dan tidak
berwarna. Selain bahan baku pembuatan gula, nira dapat digunakan sebagai bahan
makanan lain yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan minuman segar serta pada akhirnya ini muncul
produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk.
Nira segar mempunyai komposisi zat gizi tertera pada Tabel 1:
Tabel 1. Komposisi Nira Kelapa Segar (g/100 ml)
No.
|
Komposisi bahan
|
Kadar
|
1.
|
Total
padatan
|
15,20 – 19,70
|
2.
|
Sukrosa
|
12,30 – 17,40
|
3.
|
Abu
|
0,11 – 0,41
|
4.
|
Protein
|
O,23 – 0,32
|
5.
|
Vitamin
C
|
16,00 – 30,00
|
Sumber :Budi S,
Hieronymus, 1993
Komposisi nira dari suatu jenis
tanaman dipengaruhi beberapa faktor yaitu antara lain varietas tanaman, umur
tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan, dan pengairan.
Demikian pula setiap jenis tanaman mempunyai komposisi nira yang berlainan dan
umumnya terdiri dari air, sukrosa, gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan
anorganik. Air dalam nira merupakan bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90
%. Sukrosa merupakan bagian zat padat yang terbesar berkisar antara 12,30 –
17,40 %. Gula reduksi antara 0,50 – 1,00 % dan sisanya merupakan senyawa
organik serta anorganik. Gula reduksi dapat terdiri dari heksosa, glukosa, dan
fruktosa, serta mannosa dalam jumlah yang rendah sekali. Bahan organik terdiri
dari karbohidrat (tidak termasuk gula), protein, asam organik, asam amino, zat
warna, dan lemak. (digilib.unimus.ac.id Diakses pada
tanggal 25 Januari 2014)
3.
Gula
Semut
Gula semut merupakan gula
merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini
mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk
membuat gula semut adalah nira dari pohon
kelapa atau pohon aren (enau). (www.wikipedia.com diakses pada 11
Desember 2013)
Gula
semut berbentuk gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning
kecoklatan. Proses pengolahan gula semut sama dengan pengolahan gula cetak,
yaitu tahap pemanasan nira hingga menjadi
kental. Pada pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental, wajan
diangkat dari tungku, dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan
gula semut setelah diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan
pengkristalan. Pengkristalan dilakukan dengan cara pengadukan menggunakan garpu
kayu. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan, dan makin lama makin
cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut).
Langkah selanjutnya adalah
pengeringan gula semut. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)
pengeringan dengan sinar matahari selama 3-4 jam dan (2) pengeringan
dengan oven dengan suhu pengeringan 45oC-50oC selama
1,5- 2,0 jam. Untuk keseragaman ukuran butiran, dilakukan pengayakan I menggunakan ayakan stainless steel ukuran 18-20 mesh.
Butiran gula yang tidak lolos ayakan akan dikeringkan ulang dan dilanjutkan
dengan penghalusan butiran. Penghalusan ukuran butiran dengan grinder mekanis,
diikuti dengan pengayakan II. Gula semut kering dikemas dalam kantong plastik
dengan ukuran berat bervariasi,yaitu 250 g, 500 g dan 1000 g (1 kg). (www.litbang_depatan.ac.id
diakses pada 11 Desember 2013)
4.
Agroindustri
Agroindustri adalah
salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan
pertanian. Agroindustri dapat
diartikan sebagai industri yang berbahan
baku utama dari produk pertanian. Agroindustri sebagai kelanjutan dari
pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai
pembangunan industri (Soekartawi 2005).
Peranan agroindustri semakin berkembang, peranan faktor
manajemen semakin menonjol. Kemajuan teknologi memberi peluang kepada
agroindustri untuk memperluas wilayah cakupannya bahkan sampai keluar negeri. Secara
umum, agroindustri berperan dalam meningkatkan pelaku bisnis, menyerap tenaga
kerja, menciptakan nilai tambah dan memperbaiki pemerataan pendapatan
masyarakat.
Agroindustri yang
berkelanjutan adalah agroindustri yang memiliki konsep berkelanjutan,
agroindustri yang dibangun dan
dikembangkan memperhatikan aspek-aspek manajemen dan konservasi sumberdaya
alam. Semua modal kerja, baik itu teknologi ataupun tenaga kerja yang digunakan
serta kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan diarahkan untuk
memenuhi kepentingan manusia masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebuah agroindustri yang mampu mempertahankan dan
meningkatkan roduktivitas dan keuntugan dapat dikatakan agroindustri yang
berkelanjutan. Selain itu, ciri lain dari agro industri berkelanjutan adalah
sumberdaya pertanian yang menghasilakn bahan baku agroindustri dapat
terpelihara dengan baik dan terus ditingkatkan.
Sektor pertanian
memegang peran penting dalam agroindustri, karena sebagian besar dari bahan
baku berasal dari hasil pertanian. Sehingga, agroindustri memiliki fungsi untuk
menjembatani dua sektor yang memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda. Sektor
tersebut adalah sektor pertanian dan sektor industri.
5.
Kelompok
Usaha Bersama
Kelompok usaha bersama adalah badan usaha non badan
hukum yang berupa kelompok yang dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan atau
musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha
bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan
anggota.
Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia pedoman
penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha bersama adalah sebagai berikut :
“Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang
telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai
sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya”.
Tujuan Kelompok Usaha Bersama diarahkan sebagai
salah satu upaya mempercepat penghapusan kemiskinan, melalui :
a. Peningkatan
kemampuan berusaha para anggota Kelompok Usaha Bersama secara bersama dalam
kelompok.
b. Peningkatan pendapatan.
c. Pengembangan usaha.
d. Peningkatan
kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota Kelompok Usaha
Bersama dan dengan masyarakat sekitar.
B.
Pendekatan
Teori
1. Manajemen Keuangan
Sebuah usaha dalam mencapai tujuan
yang dikehendaki harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Fungsi
perusahaan tersebut meliputi fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber
daya manusisa dan fungsi operasional. Keempat fungsi tersebut memiliki peran
masing-masing dalam sebuah usaha dan
pelaksanaannya saling berkaitan.
Manajememn keuangan (Financial Management) atau dalam
literatur lain disebut sebagai pembelanjaan adalah segala aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan bagaimamna memperoleh dana, menggunakan dana, dan
mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. (Harjito,2011)
Definisi tersebut dapat diartikan
bahwa manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana
memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan
perusahaan. Manajemen keuangan atau pebelanjaan memiliki 3 (tiga) fungsi utama,
yaitu :
a. Keputusan
Investasi (Investai Decision)
Investasi adalah penanaman modal
perusahaan. Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva
finansial. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat
jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah dan bagungan.
Sedangkan aktiva finansial merupakan aktiva berupa surat-surta berharga seperti
saham dan obligasi.
Aktiva-aktiva yang dimiliki persahaan
akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan
perusahaan dalam mengelola aktiva akan menentukan kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang diinginkan. Keputusan yang salah dalam investasi akan
menganggu perusahaan dalam memcapai tujuan.
b.
Keputusaan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan merupakan sumber
dana yang berada pada sisi pasiva. Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal,
yaitu keputusan penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
investasi. Penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau struktur modal
yang optimum.
c.
Keputusan Pengelolaan Aktiva (assets management Decision)
Setiap jenis usaha memiliki aset yang dikelola.
Pengelolaan aset tersebut harus efisien
dan tepat. Keberlangsungan suatu usaha tergantung dari bagaimana suatu
perusahaan mengelola aset yang dimiliki.
2.
Profitabilitas
Analisis
laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan
yang melibatkan neraca dan laba-rugi. Neraca merupakan laporan yang
mengambarkan jumlah kekayaan, kewajiban (hutang) dan modal dari suatu
perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan, laporan laba rugi merupakan laporan
yang mengambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu
perusahaan pada periode tertentu.
Profitabilitas
atau rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Bambang
Riyanto, 2002:35)
Rasio
profitabilitas dapat disimpulkan sebagai rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau
keuntungan deri penggunaan modalnya. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan
adanya rasio profitablitas yaitu:
a. Mengetahui
posisi laba perusahaan peda tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
b. Mengetahui
perkembangan laba dari waktu ke waktu.
c. Mengetahui
besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
d. Mengetahui
produktifitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri.
Ratio
profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukan laba dalam
hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan laba dalam hubungannya
dengan investasi. Kedua rasio tersebut bersama-sama menunjukan efektivitas. Rasio
profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dengan laba dibedakan sebagai
berikut :
a. Gross Profit Margin, merupakan rasio penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih
atau rasio rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih (Harjito, 2011). Semakin
besar gross profit margin
semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga
pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi
perusahaan.
Gross profit margin =
b.
Net Profit Margin, keuntungan
penjualan setelah menghitung seluruuh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini
menunjukan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Semakin
tinggi Net profit margin
semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin =
Rasio
profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi, yaitu
c.
Return On
Investment, membandingkan laba setelah pajak dengan aktiva
total.
ROI =
d.
Return on
Equity, atau Rentabilitas modal sendiri adalah untuk
mengukur seberapa bnyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
ROE =
e.
Earning
power, atau rentabilitas ekonomis dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang
digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio juga akan memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas
manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Earning power =
x 100 %
C.
Kerangka
Pemikiran
KUB. Tiwi Manunggal
|
Gula
Semut
|
Perusahaan
Agroindustri
|
Ratio Profitabilitas :
a. Gross
Profit Margin
b. Net
Profit Margin
c. Return
On Investment
d. Return
on Equity
e. Earning
Power
|
Analisa Hasil
|
Teruskan
|
Cari
Alternatif Lain
|
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal melakukan usaha produksi dan pemasaran Gula
Semut. Praktik kerja lapangan ini akan melakukan penelitian mengenai analisis
profitabilitas agroinustri gula semut di Kelompok Usaha Berasama Tiwi Manuggal.
Dalam menganalisis profitabilitas digunakan metode-metode sebagai berikut:
a.
Gross Profit
Margin
b.
Net Profit
Margin
c.
Return On
Investment
d.
Return on Equity
e.
Earning Power
III.
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A.
Metode
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja lapangan
dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan
studi kasus di Kelompok usaha
bersama Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Mohammad Nazir (1999:63) metode deskriptif
analisis adalah: “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang”. Studi kasus menurut Mohammad Nazir (1999:63) adalah: “Penelitian
ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang
sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti”.
B.
Jenis
dan Sumber Data
Jenis
dan sumber data yang peneliti gunakan adalah :
1. Data
primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, yaitu
wawancara dengan pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan, dan karyawan
perusahaan.
2. Data
sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku, arsip, jurnal yang berkaitan
dengan penelitian ini dengan mencatat langsung.
C.
Metode
Pengumpulan Data
1. Wawancara,
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden. Responden yang
diwawancarai adalah pembimbing lapang serta staf karyawan.
2. Observasi,
yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek
yang diteliti.
3. Pelaksanaan
kegiatan magang, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama
pelaksanaan praktik kerja lapangan sehingga diperoleh informasi yang diperlukan
dengan mudah dan jelas.
4. Studi
pustaka, adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia
yang berhubungan dengan kegiatan praktik kerja lapangan. Data tersebut dapat
berupa buku, arsip, jurnal, dan lain-lain yang bisa bersifat informatif dan
berhubungan dengan kegiatan praktik kerja lapangan.
D.
Metode
Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif merupakan
cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang
jelas mengenai perusahaan secara umum. Merujuk
pada tujuan penelitian yang sudah dirumuskan, yaitu (1) untuk mengetahui
proses pembuatan gula semut di
KUB Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo dan (2) untuk mengetahui
manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk
manganalisis proses pembuatan gula merah dan menganalisis menajemen keuangan agroindustri gula semut.
2. Metode
kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang
bersifat pengurangan angka. Penjelasan mengenai metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a.
Gross
Profit Margin
x
100 % (Harjito,2011)
Keterangan :
1)
Sales = Penjualan
2)
Cost
of good sold = Harga pokok penjualan
b.
Net
Profit margin dan Profit Margin
x 100 % (Harjito,2011)
Keterangan
:
1)
Net
Sales = Penjualan
2)
Net
Profit after tax = Laba setelah pajak
c.
Return
On Investment
ROI =
(Harjito,2011)
d.
Return
on Equity (ROE)
ROE =
(Harjito,2011)
e.
Earning
Power
Earning power =
x 100 %
(Harjito,2011)
Keterangan
:
1)
EBIT = Laba Usaha
E.
Pembatasan
Masalah
1. Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan yang dianalisis adalah Kegiatan pada Kelompok usaha bersama Tiwi Manunggal meliputi teknik pengadaan bahan baku,
pembuatan gula semut, serta pemasaran gula semut.
2. Data
yang diambil untuk analisis adalah data produksi, modal kerja dan pemasaran
yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tiwi Manunggal pada bulan
Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 (kurun waktu 12 bulan).
F.
Asumsi
Praktik Kerja Lapangan
1. Harga
faktor produksi dan harga produk selama pelaksanaan praktik kerja lapangan
dianggap tetap.
2. Data
yang dianalisis adalah data produksi dan penjualan pada bulan Januari 2013
sampai Desember 2013.
G.
Definisi
Operasional
2. Biaya
produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi gula semut,
dan dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp).
3. Penerimaan
adalah nilai seluruh penjualan gula semut yang dikalikan dengan harga jual yang
berlaku, dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
4. Keuntungan
adalah selisih antara penerimaan total denag biaya total yang dikeluarkan, dan dinyatakan dalam
rupiah (Rp).
5. Biaya
tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah produksi.
6. Biaya
tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah bila ada perubahan jumlah
produksi (Rp).
7. Harga
Jual adalah harga jual gula semut yang berlaku pada saat itu (Rp).
8. Investasi
adalah penanaman modal KUB Tiwi Manunggal.
9. Keputusan
pendanaan merupakan sumber dana yang berada pada sisi pasiva.
10. Laporan
laba rugi adalah iktisar suatu
pendapatan dan beban selama periode tertentu misalnya sebulan atau setahun.
11. Profitabilitas
adalah kemampuan agroindustri gula semut atau KUB Tiwi Manunggal untuk
menghasilkan laba. Dalam menganalisis profitabilitas digunakan metode-metode
sebagai berikut:
a.
Gross Profit
Margin adalah merupakan rasio penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih
atau rasio rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih
b.
Net Profit
Margin adalah keuntungan penjualan setelah menghitung seluruuh biaya dan pajak
penghasilan.
c.
Return On
Investment adalah membandingkan laba setelah
pajak dengan aktiva total.
d.
Return on Equity
adalah mengukur seberapa bnyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri.
e.
Earning Power
adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva
yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
H.
Tempat
Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja
lapangan dilakukan di Kelompok Usaha
Bersama Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
I.
Jadwal
Praktik Kerja Lapangan
Praktik
Kerja Lapangan dilakukan selama satu bulan.
No
|
Kegiatan
|
Minggu
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan PKL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisa Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Ujian PKL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Harjito, Agus
dan Martono. 2011. Manajemen Keuangan.Ekonisia.Yogyakarta.
Riyanto,
Bambang. 2002. Dasar-dasar pembelanjaan
Perusahaan. Yayasan penerbit
Gajah Mada. Yogyakarta.
Soekartawi.
2005. Pengantar Agroindustri. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Rukmana, rahmat
dan Herdi Yudirahman. 2004. Bedidaya
Kelapa Kopyor. Aneka Ilmu.
Semarang.
www.digilib.unimus.ac.id
www.litbang_depatan.ac.id