Senin, 03 Februari 2014

ANALISIS PROFITABILITAS AGROINDUSTRI GULA SEMUT KELOMPOK USAHA BERSAMA TIWI MANUNGGAL KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO



BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
            Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat tani di Indonesia. Luas areal tanaman kelapa sekitar 3,8 juta ha dan diperkirakan 98% adalah perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia pendapatannya dipengaruhi oleh kelapa, terutama pada sektor ekonomi rakyat.  Kelapa umumnya dimanfaatkan dari buah, nira, daun, lidi, kayu, sabut bahkan sampai tempurung kelapa.
            Salah satu bagian kelapa yang dapat dimanfaatkan adalah nira kelapa, dari tangkai bunga dihasilkan nira kelapa. Nira kelapa yang diambil dengan cara disadap merupakan minuman yang menyegarkan dan berkhasiat untuk obat, selain itu juga dimanfaatkan menjadi gula merah. Seiring berkembangnya teknologi nira kelapa tidak hanya dimanfaatkan sebagai gula jawa, namun mulai merambah pada gula semut. Gula semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa. (www.wikipedia.com diakses pada 11 Desember 2013)
            Salah satu industri yang mengolah nira kelapa menjadi gula semut adalah Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal. KUB Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. KUB ini dinamakan Tiwi Manunggal karena merupakan gabungan dari nama dua desa, yaitu Hargotirto dan Hargowilis. Manunggal merarti bersatu, sehingga kelompok ini adalah gabungan dari 2 desa yang menyatu. KUB Tiwi Manunggal terbagi dalam 12 dusun di dua Desa tersebut. Awalnya kelompok ini terdiri dari 10 pengepul gula kelapa yang berorientasi pada penjualan saja dan hasilnya langsung diterima para pengepul. Seiring peningkatan pasar, banyak pengrajin yang ingin bergabung, sehingga membutuhkan dasar hukum yang kuat atas pendirian kelompok ini, dan pada 24 Oktober 2012 sudah dinotariskan hingga menjadi kelompok yang berbadan hukum.
             Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal merupakan salah satu industri yang mengolah nira kelapa menjadi gula semut. Kelompok Usaha Bersama ini memusatkan perhatian untuk meperoleh laba yang maksimal dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan menggunakan segala kemampuan serta sumber daya yang tersedia. Berdasarkan pendapatan yang di hasilkan dari penjualan maka profitabilitas KUB Tiwi Manunggal akan meningkat. Peningkatan volume penjualan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan, semakin tinggi pendapatan dari hasil penjualan maka profitabilitas akan meningkat. Keuntungan perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan.
          Kebanyakan kepailitan sebuah perusahaan timbul karena lemahnya kebijakan dan keputusan di bidang manajemen keuangan. Hal ini menyebabkan perlunya  menganalisis  profitabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan

B.     Perumusan Masalah
            Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Anilisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi.
            Perusahaan didirikan dengan tujuan yang pasti yaitu mencapai laba sebesar-besarnya atau mencapai laba maksimal, mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan efisien berkenaan dengan biaya yang seminimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut (Harjito dan Martono 2011;3).
            Kinerja perusahaan dapat diukur dengan mengukur kemampulabaan (profitabilitas). Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan, rasio profitabilitas akan memberi gambaran tentang efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
          Berdasarkan uraian yang telah diutarakan di atas maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana proses pembuatan gula semut di KUB Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
2.      Bagaimana manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
3.      Bagaimana profitabilitas agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo?

C.    TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1.      Mengetahui proses pembuatan gula semut di KUB Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
2.      Mengetahui manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ?
3.      Mengetahui profitabilitas agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo?

D.    Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1.         Bagi mahasiswa, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan menambah ilmu pengetahuan mengenai industri pembuatan gula semut.
2.         Bagi pemilik usaha, sebagai tambahan informasi, mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilatas perusahaan.
3.         Bagi pihak lain, hasil praktik kerja lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat.


BAB II
  TINJAUAN PUSTAKA, PENDEKATAN  TEORI,
DAN KERANGKA PEMIKIRAN


A.    Tinjauan Pustaka
1.      Kelapa (Cocos nucifera L.)
            Menurut Rahmat Rukmana 2004 kedudukan tanaman kelapa dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi
:
Spermatophyta
Subdivisi
:
Angiospermae
Kelas
:
Monocotyledonae
Ordo
:
Palmae
Famili
:
Arecaceae
Genus
:
Cocos
Spesies
:
Cocos nucifera L
           
            Kelapa (Cocos nucifera L.) disebut sebagai tanaman “serba guna” (tree of live) karena setiap bagian tanaman dapa dimanfaatkakn untuk berbagai kebutuhan manusia. Nilai sosial kelapa mempunyai peranan penting dalam dunia kesehatan(Rukmana,2004).
            Morfologi tanaman kelapa terdiri atas akar, batag, daun, bunga, dan buah. Tanaman kelapa berakar serabut. Jumlah akar serabut berkisar antara 2000-4000 akar, tergantung pada keadaan kesehatan tanaman. Batang kelapa tumbuhnya tegak dan lurus dapat mencapai setinggi 25m atau lebih dengan diameter antara 20-25 cm. Titik tumbuh beada di ujung pohon serta tidak bercabang. Batang kelapa tidak memeliki kambium. Pada batang, disebelah ujungnya tumbuh berturut-turut daun.
            Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan tangan.
            Struktur daun kelapa terdiri atas tangkai daun, tulang poros daun, dan helai daun. Tangkai daun terletak dibagian pangkal yang bentuknya melebar, tempat melekatnya poros daun. Bagian lainnya adalah bunga, dalam keadaan normal tanaman kelapa mulai berbunga pada umur antara 6-8 tahun. Bunga kelapa pada dasarnya merupakan bunga tongkol yang dibungkus oleh selaput pipih yang keluar dari sela-sela pelapah daun. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut nira, dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Nira juga dapat diolah menjadi gula kelapa maupun gula semut.

2.         Air Nira
            Nira kelapa adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang pucuknya belum membuka atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang disadap. Cairan ini merupakan bahan baku untuk pembuatan gula. Nira sering juga dibuat “legen” kata ini sebenarnya istilah bahasa jawa berasal dari kata legi artinya manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa manis berbau harum dan tidak berwarna. Selain bahan baku pembuatan gula, nira dapat digunakan sebagai bahan makanan lain yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan  minuman segar serta pada akhirnya ini muncul produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk.
       Nira segar mempunyai komposisi zat gizi tertera pada  Tabel 1:
Tabel 1. Komposisi Nira Kelapa Segar (g/100 ml)
No.
Komposisi bahan
Kadar
1.
Total padatan
15,20 – 19,70
2.
Sukrosa
12,30 – 17,40
3.
Abu
0,11 – 0,41
4.
Protein
O,23 – 0,32
5.
Vitamin C
16,00 – 30,00
       Sumber :Budi S, Hieronymus, 1993

            Komposisi nira dari suatu jenis tanaman dipengaruhi beberapa faktor yaitu antara lain varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan, dan pengairan. Demikian pula setiap jenis tanaman mempunyai komposisi nira yang berlainan dan umumnya terdiri dari air, sukrosa, gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan anorganik. Air dalam nira merupakan bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90 %. Sukrosa merupakan bagian zat padat yang terbesar berkisar antara 12,30 – 17,40 %. Gula reduksi antara 0,50 – 1,00 % dan sisanya merupakan senyawa organik serta anorganik. Gula reduksi dapat terdiri dari heksosa, glukosa, dan fruktosa, serta mannosa dalam jumlah yang rendah sekali. Bahan organik terdiri dari karbohidrat (tidak termasuk gula), protein, asam organik, asam amino, zat warna, dan lemak. (digilib.unimus.ac.id Diakses pada tanggal 25 Januari 2014)

3.    Gula Semut
            Gula semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa atau pohon aren (enau). (www.wikipedia.com diakses pada 11 Desember 2013)
            Gula semut berbentuk gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning kecoklatan. Proses pengolahan gula semut sama dengan pengolahan gula cetak, yaitu tahap pemanasan nira hingga menjadi kental. Pada pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental, wajan diangkat dari tungku,  dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut setelah diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan pengkristalan. Pengkristalan dilakukan dengan cara pengadukan menggunakan garpu kayu.  Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan, dan makin lama makin cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut).
            Langkah selanjutnya adalah pengeringan gula semut. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)  pengeringan dengan sinar matahari selama 3-4 jam dan (2) pengeringan  dengan oven dengan suhu pengeringan 45oC-50oC selama 1,5- 2,0 jam. Untuk keseragaman ukuran butiran, dilakukan pengayakan I menggunakan ayakan stainless steel ukuran 18-20 mesh. Butiran gula yang tidak lolos ayakan akan dikeringkan ulang dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran. Penghalusan ukuran butiran dengan grinder mekanis, diikuti dengan pengayakan II. Gula semut kering dikemas dalam kantong plastik dengan ukuran berat bervariasi,yaitu 250 g, 500 g dan 1000 g (1 kg). (www.litbang_depatan.ac.id diakses pada 11 Desember 2013)

4.         Agroindustri
            Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan pertanian.  Agroindustri dapat diartikan  sebagai industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Agroindustri sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai pembangunan industri (Soekartawi 2005).
            Peranan agroindustri semakin berkembang, peranan faktor manajemen semakin menonjol. Kemajuan teknologi memberi peluang kepada agroindustri untuk memperluas wilayah cakupannya bahkan sampai keluar negeri. Secara umum, agroindustri berperan dalam meningkatkan pelaku bisnis, menyerap tenaga kerja, menciptakan nilai tambah dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
            Agroindustri yang berkelanjutan adalah agroindustri yang memiliki konsep berkelanjutan, agroindustri  yang dibangun dan dikembangkan memperhatikan aspek-aspek manajemen dan konservasi sumberdaya alam. Semua modal kerja, baik itu teknologi ataupun tenaga kerja yang digunakan serta kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan diarahkan untuk memenuhi kepentingan manusia masa sekarang maupun masa yang akan datang.
            Sebuah agroindustri yang mampu mempertahankan dan meningkatkan roduktivitas dan keuntugan dapat dikatakan agroindustri yang berkelanjutan. Selain itu, ciri lain dari agro industri berkelanjutan adalah sumberdaya pertanian yang menghasilakn bahan baku agroindustri dapat terpelihara dengan baik dan terus ditingkatkan.
            Sektor  pertanian memegang peran penting dalam agroindustri, karena sebagian besar dari bahan baku berasal dari hasil pertanian. Sehingga, agroindustri memiliki fungsi untuk menjembatani dua sektor yang memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda. Sektor tersebut adalah sektor pertanian dan sektor industri.

5.         Kelompok Usaha Bersama
Kelompok usaha bersama adalah badan usaha non badan hukum yang berupa kelompok yang dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota.
Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha bersama adalah sebagai berikut : “Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya”.
Tujuan Kelompok Usaha Bersama diarahkan sebagai salah satu upaya mempercepat penghapusan kemiskinan, melalui :
a.    Peningkatan kemampuan berusaha para anggota Kelompok Usaha Bersama secara bersama dalam kelompok.
b.    Peningkatan pendapatan.
c.    Pengembangan usaha.
d.    Peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota Kelompok Usaha Bersama  dan dengan masyarakat sekitar.

B.     Pendekatan Teori
1.      Manajemen Keuangan
            Sebuah usaha dalam mencapai tujuan yang dikehendaki harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Fungsi perusahaan tersebut meliputi fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusisa dan fungsi operasional. Keempat fungsi tersebut memiliki peran masing-masing dalam sebuah usaha dan  pelaksanaannya saling berkaitan.
            Manajememn keuangan (Financial Management) atau dalam literatur lain disebut sebagai pembelanjaan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimamna memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. (Harjito,2011)
            Definisi tersebut dapat diartikan bahwa manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen keuangan atau pebelanjaan memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu :
a.       Keputusan Investasi (Investai Decision)
          Investasi adalah penanaman modal perusahaan. Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah dan bagungan. Sedangkan aktiva finansial merupakan aktiva berupa surat-surta berharga seperti saham dan obligasi.
          Aktiva-aktiva yang dimiliki persahaan akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva akan menentukan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang diinginkan. Keputusan yang salah dalam investasi akan menganggu perusahaan dalam memcapai tujuan.
b.      Keputusaan Pendanaan (Financing Decision)
          Keputusan pendanaan merupakan sumber dana yang berada pada sisi pasiva. Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, yaitu keputusan penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau struktur modal yang optimum.
c.       Keputusan Pengelolaan Aktiva (assets management Decision)
          Setiap jenis usaha memiliki aset yang dikelola. Pengelolaan aset tersebut harus efisien  dan tepat. Keberlangsungan suatu usaha tergantung dari bagaimana suatu perusahaan mengelola aset yang dimiliki.
2.      Profitabilitas
            Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi. Neraca merupakan laporan yang mengambarkan jumlah kekayaan, kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan, laporan laba rugi merupakan laporan yang mengambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
            Profitabilitas atau rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Bambang Riyanto, 2002:35)
            Rasio profitabilitas dapat disimpulkan sebagai rasio yang menunjukan  kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungan deri penggunaan modalnya. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya rasio profitablitas yaitu:
a.       Mengetahui posisi laba perusahaan peda tahun sebelumnya dengan tahun   sekarang.
b.      Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
c.       Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
d.      Mengetahui produktifitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
            Ratio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan laba dalam hubungannya dengan investasi. Kedua rasio tersebut bersama-sama menunjukan efektivitas. Rasio profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dengan laba dibedakan sebagai berikut :
a.       Gross Profit Margin, merupakan rasio penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih (Harjito, 2011). Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.
       Gross profit margin =

b.         Net Profit Margin, keuntungan penjualan setelah menghitung seluruuh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
       Net profit margin  =
                   Rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi, yaitu
c.         Return On Investment,  membandingkan laba setelah pajak dengan aktiva total.
       ROI =  
d.        Return on Equity, atau Rentabilitas modal sendiri adalah untuk mengukur seberapa bnyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.  
       ROE  =
e.         Earning power, atau rentabilitas ekonomis dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio juga akan memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.          
Earning power          =  x 100 %


C.    Kerangka Pemikiran
KUB. Tiwi Manunggal
Gula Semut
Perusahaan Agroindustri
Ratio Profitabilitas :
a.    Gross Profit Margin
b.   Net Profit Margin
c.    Return On Investment
d.   Return on Equity
e.    Earning Power

Analisa Hasil
Teruskan
Cari Alternatif Lain
 

























Gambar 1. Kerangka Pemikiran



Keterangan:
       Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal  melakukan usaha produksi dan pemasaran Gula Semut. Praktik kerja lapangan ini akan melakukan penelitian mengenai analisis profitabilitas agroinustri gula semut di Kelompok Usaha Berasama Tiwi Manuggal. Dalam menganalisis profitabilitas digunakan metode-metode sebagai berikut:
a.         Gross Profit Margin
b.        Net Profit Margin
c.         Return On Investment
d.        Return on Equity
e.         Earning Power


III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A.    Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
                 Praktik Kerja lapangan dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus di Kelompok usaha bersama Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mohammad Nazir (1999:63) metode deskriptif analisis adalah: “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Studi kasus menurut Mohammad Nazir (1999:63) adalah: “Penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti”.

B.     Jenis dan Sumber Data
          Jenis dan sumber data yang peneliti gunakan adalah :
1.      Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, yaitu wawancara dengan pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan, dan karyawan perusahaan.
2.      Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku, arsip, jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini dengan mencatat langsung.

C.    Metode Pengumpulan Data
1.      Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah pembimbing lapang serta staf karyawan.
2.      Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti.
3.      Pelaksanaan kegiatan magang, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama pelaksanaan praktik kerja lapangan sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas.
4.      Studi pustaka, adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik kerja lapangan. Data tersebut dapat berupa buku, arsip, jurnal, dan lain-lain yang bisa bersifat informatif dan berhubungan dengan kegiatan praktik kerja lapangan.

D.    Metode Analisis Data
1.      Metode Analisis Deskriptif
           Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara umum. Merujuk pada tujuan penelitian yang sudah dirumuskan, yaitu (1) untuk mengetahui proses pembuatan gula semut di KUB Tiwi Manunggal Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo dan (2) untuk mengetahui manajemen keuangan agroindustri gula semut KUB Tiwi Manunggal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk manganalisis proses pembuatan gula merah dan menganalisis  menajemen keuangan agroindustri gula semut.
2.      Metode kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat pengurangan angka. Penjelasan mengenai metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.        Gross Profit Margin
        x 100 %    (Harjito,2011)
       Keterangan :

1)        Sales                                    = Penjualan
2)        Cost of good sold   = Harga pokok penjualan

b.        Net Profit margin dan Profit Margin
 x 100 %         (Harjito,2011)
       Keterangan :
1)        Net Sales                 = Penjualan
2)        Net Profit after tax = Laba setelah pajak

c.         Return On Investment
ROI =      (Harjito,2011)
d.        Return on Equity (ROE)
       ROE       =            (Harjito,2011)
e.         Earning Power
       Earning power   =  x 100 %    (Harjito,2011)
       Keterangan :
1)        EBIT                                   = Laba Usaha

E.     Pembatasan Masalah 
1.      Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dianalisis adalah Kegiatan pada  Kelompok usaha bersama Tiwi Manunggal  meliputi teknik pengadaan bahan baku, pembuatan gula semut, serta pemasaran gula semut.
2.      Data yang diambil untuk analisis adalah data produksi, modal kerja dan pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tiwi Manunggal pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 (kurun waktu 12 bulan).

F.     Asumsi Praktik Kerja Lapangan
1.      Harga faktor produksi dan harga produk selama pelaksanaan praktik kerja lapangan dianggap tetap.
2.      Data yang dianalisis adalah data produksi dan penjualan pada bulan Januari 2013 sampai Desember 2013.

G.    Definisi Operasional
1.      Gula semut adalah gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal.
2.      Biaya produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi gula semut, dan dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp).
3.      Penerimaan adalah nilai seluruh penjualan gula semut yang dikalikan dengan harga jual yang berlaku, dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
4.      Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total denag biaya  total yang dikeluarkan, dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
5.      Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah produksi.
6.      Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah bila ada perubahan jumlah produksi (Rp).
7.      Harga Jual adalah harga jual gula semut yang berlaku pada saat itu (Rp).
8.      Investasi adalah penanaman modal KUB Tiwi Manunggal.
9.      Keputusan pendanaan merupakan sumber dana yang berada pada sisi pasiva.
10.  Laporan laba rugi adalah iktisar  suatu pendapatan dan beban selama periode tertentu misalnya sebulan atau setahun.
11.  Profitabilitas adalah kemampuan agroindustri gula semut atau KUB Tiwi Manunggal untuk menghasilkan laba. Dalam menganalisis profitabilitas digunakan metode-metode sebagai berikut:
a.    Gross Profit Margin adalah merupakan rasio penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih
b.    Net Profit Margin adalah keuntungan penjualan setelah menghitung seluruuh biaya dan pajak penghasilan.
c.    Return On Investment adalah membandingkan laba setelah pajak dengan aktiva total.
d.   Return on Equity adalah mengukur seberapa bnyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. 
e.    Earning Power adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
H.    Tempat Praktik Kerja Lapangan
          Praktik kerja lapangan dilakukan di Kelompok Usaha Bersama Tiwi Manunggal beralamat di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

I.     Jadwal Praktik Kerja Lapangan
          Praktik Kerja Lapangan dilakukan selama satu bulan.
No
Kegiatan
Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Proposal












2
Pelaksanaan PKL












3
Analisa Data












4
Laporan












5
Ujian PKL















DAFTAR PUSTAKA

Harjito, Agus dan Martono. 2011. Manajemen Keuangan.Ekonisia.Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yayasan          penerbit Gajah Mada. Yogyakarta.

Soekartawi. 2005. Pengantar Agroindustri. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rukmana, rahmat dan Herdi Yudirahman. 2004. Bedidaya Kelapa Kopyor. Aneka             Ilmu. Semarang.

www.digilib.unimus.ac.id
www.litbang_depatan.ac.id